Danau Gunung Tujuh merupakan danau yang berlokasi di Desa Pelompek Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Danau ini merupakan danau keledral tertinggi di Asia Tenggra. Hal yang menarik lainnya adalah danau ini dikelilingi oleh tujuh gunung yakni Gunung Jar Panggang (2.469 mdpl), Gunung Madura (2.418 mdpl), Gunung Hulu Tebo (2.525 mdpl), Gunung Lumut (2.350 mdpl), Gunung Selasih (2.230 mdpl), Gunung Hulu Sangir (2.330 mdpl), dan Gunung Tujuh (2.735 mdpl).
Nah , kami memulai perjalanan dari Kota Sungai Penuh yang menempuh waktu kurang lebih 2 jam menuju Desa Pelompek. Pada saat sampai di resort Gunung Tujuh, kami diharuskan untuk melapor dan mengisi data diri.
Sekitar pukul 14.00 WIB, kami mulai melakukan perjalanan mendaki gunung tujuh. Pada saat itu cuaca agak mendung dan terlihat kurang mendukung, namun kami tetap melanjutkan pendakian. Di sepanjang perjalanan terdapat patok-patok yang berjumlah 43 buah, patok-patok ini bertujuan sebagai penanda.
Pada awal jalur pendakian, kami disuguhkan pemandangan sawah dan kebun-kebun warga.
Setiap selang beberapa menit sekali, saya berhenti dan meminum air dari water bladder milik teman saya. Nah, disini biasanya kesetiaan teman kamu di uji! 😁 Tapi untungnya, teman pendakian saya sangat memahami saya yang baru pertama kali melakukan pendakian.
Ngomong-ngomong, saat pendakian, saya hanya membawa outdoor backpak yang berisi pakaian dan keperluan mandi. Logistik dan perlengkapan lain nya dibawa oleh teman-teman lainnya.
Pada sepertiga perjalanan, tiba-tiba turun hujan yang cukup deras. Jalur pendakian menjadi licin, dan dipenuhi genangan-genangan air (nah, tips buat kamu para pembaca, saat mendaki jangan lupa siap kan mantel ya! 😊). Kami mengenakan mantel masing-masing dan mau tidak mau harus meneruskan perjalanan karena hari mulai gelap. Suhu dingin menjadi tantangan yang cukup berat bagi saya karena saya harus berjuang untuk terus mendaki di jalan yang licin, tapi tetap menjaga agar tubuh saya tidak "drop" saat pendakian.
Saat sampai di puncak dan melihat Danau Gunung Tujuh, semua rasa lelah yang kami alami terbayarkan. Hal menarik lainnya, karena airnya yang sangat bersih dan jernih, kami langsung dapat meminum air danau ini sebagai penghilang rasa haus kami.
Setelah mendirikan tiga buah tenda, kami masuk ke tenda masing-masing dan menyiapkan makan malam. Di sepanjang malam, hujan masih terus mengguyur tenda kami hingga mengalir ke sudut-sudut tenda. Namun hal ini tidak meredup kan semangat kami. Kami terus berbincang dan tertawa sambil meneguk kopi hangat, yang membuat malam itu terasa akrab dan menyenangkan. Bahkan, ada yang bermain ukulele, menyanyi, mengaji dan memberikan lelucon.
Keesokan harinya, kami bangun untuk menyiapkan sarapan pada pukul 6 pagi. Sambil menikmati indahnya sunrise, kami mengambil beberapa foto di pinggiran danau.
Pada jam 11.00 WIB, kami mulai berjalan turun hingga kembali sampai di resort pada jam 14.00 WIB dan beristirahat sejenak.
Setelahnya kami melanjutkan perjalanan pulang dan sampai di Kota Sungaipenuh sekitar jam 17.20 wib.
Begitulah kira-kira perjalanan kami menuju Danau Gunung Tujuh. Kesan pribadi saya sih, perjalanan tersebut cukup menguras kesabaran dan tenaga, tapi juga memberikan pengalaman yang sangat keren. Dan membuat saya menyadari bahwa berada alam itu bahkan jauh lebih indah dan menyenangkan daripada di cafe atau duduk dirumah! Hehe 😁
Jadi, kapan kamu mengunjungi Danau Gunung Tujuh?
Nah , kami memulai perjalanan dari Kota Sungai Penuh yang menempuh waktu kurang lebih 2 jam menuju Desa Pelompek. Pada saat sampai di resort Gunung Tujuh, kami diharuskan untuk melapor dan mengisi data diri.
Sekitar pukul 14.00 WIB, kami mulai melakukan perjalanan mendaki gunung tujuh. Pada saat itu cuaca agak mendung dan terlihat kurang mendukung, namun kami tetap melanjutkan pendakian. Di sepanjang perjalanan terdapat patok-patok yang berjumlah 43 buah, patok-patok ini bertujuan sebagai penanda.
Pada awal jalur pendakian, kami disuguhkan pemandangan sawah dan kebun-kebun warga.
Setiap selang beberapa menit sekali, saya berhenti dan meminum air dari water bladder milik teman saya. Nah, disini biasanya kesetiaan teman kamu di uji! 😁 Tapi untungnya, teman pendakian saya sangat memahami saya yang baru pertama kali melakukan pendakian.
Ngomong-ngomong, saat pendakian, saya hanya membawa outdoor backpak yang berisi pakaian dan keperluan mandi. Logistik dan perlengkapan lain nya dibawa oleh teman-teman lainnya.
Pada sepertiga perjalanan, tiba-tiba turun hujan yang cukup deras. Jalur pendakian menjadi licin, dan dipenuhi genangan-genangan air (nah, tips buat kamu para pembaca, saat mendaki jangan lupa siap kan mantel ya! 😊). Kami mengenakan mantel masing-masing dan mau tidak mau harus meneruskan perjalanan karena hari mulai gelap. Suhu dingin menjadi tantangan yang cukup berat bagi saya karena saya harus berjuang untuk terus mendaki di jalan yang licin, tapi tetap menjaga agar tubuh saya tidak "drop" saat pendakian.
Saat sampai di puncak dan melihat Danau Gunung Tujuh, semua rasa lelah yang kami alami terbayarkan. Hal menarik lainnya, karena airnya yang sangat bersih dan jernih, kami langsung dapat meminum air danau ini sebagai penghilang rasa haus kami.
Setelah mendirikan tiga buah tenda, kami masuk ke tenda masing-masing dan menyiapkan makan malam. Di sepanjang malam, hujan masih terus mengguyur tenda kami hingga mengalir ke sudut-sudut tenda. Namun hal ini tidak meredup kan semangat kami. Kami terus berbincang dan tertawa sambil meneguk kopi hangat, yang membuat malam itu terasa akrab dan menyenangkan. Bahkan, ada yang bermain ukulele, menyanyi, mengaji dan memberikan lelucon.
Suasana saat pagi hari |
Keesokan harinya, kami bangun untuk menyiapkan sarapan pada pukul 6 pagi. Sambil menikmati indahnya sunrise, kami mengambil beberapa foto di pinggiran danau.
Pada jam 11.00 WIB, kami mulai berjalan turun hingga kembali sampai di resort pada jam 14.00 WIB dan beristirahat sejenak.
Setelahnya kami melanjutkan perjalanan pulang dan sampai di Kota Sungaipenuh sekitar jam 17.20 wib.
Begitulah kira-kira perjalanan kami menuju Danau Gunung Tujuh. Kesan pribadi saya sih, perjalanan tersebut cukup menguras kesabaran dan tenaga, tapi juga memberikan pengalaman yang sangat keren. Dan membuat saya menyadari bahwa berada alam itu bahkan jauh lebih indah dan menyenangkan daripada di cafe atau duduk dirumah! Hehe 😁
Jadi, kapan kamu mengunjungi Danau Gunung Tujuh?