Minggu, 27 September 2020

Dilema Kuliah Daring dari Rumah, Efektif atau Sebaliknya?

No comments    

 

Belajar daring atau dalam jaringan telah banyak dilaksanakan oleh berbagai lembaga dan tingkat pendidikan semenjak penyebaran Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau COVID-19 yang menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Kegiatan perkuliahan pun tentunya ikut terdampak oleh kondisi penyebaran COVID-19 yang membuat suasana belajar menjadi tidak  kondusif dan perlu dilakukan dari rumah melalui media berbasis internet untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19.  Proses perkuliahan daring ini berlangsung hingga akhir semester dan tidak menutup kemungkinan bahwa kuliah dari rumah akan terus dilaksanakan pada tahun 2021 mendatang.

Kira-kira apa saja yang menjadi dilema bagi mereka yang menjalani perkuliahan daring ini? Akankah metode pembelajaran dari rumah yang berbasis internet memberikan dampak yang lebih baik dibandingkan perkuliahan yang dilakukan secara luring atau tatap muka di kelas? Hal ini tentunya masih menuai pro dan kontra, mengingat banyak sekali hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan belajar dari rumah.

1.      Kuliah daring memerlukan fasilitas yang memadai dan mendukung

Meskipun tidak menggunakan fasilitas dari kampus seperti ruang kelas, kursi, proyektor, dan lain-lain, perkuliahan daring tetap memerlukan fasilitas-fasilitas penting seperti jaringan internet yang stabil, kuota internet yang mencukupi, aliran listrik, lokasi yang kondusif dan tenang untuk belajar, dan perangkat yang mendukung. Banyak sekali kita temui mahasiswa atau mahasiswi yang harus ke lokasi dataran tinggi untuk mendapatkan jaringan yang stabil. Selain itu, media-media daring seperti aplikasi zoom, google meet, webex yang seringkali digunakan dosen dan mahasiswa untuk melakukan perkuliahan membutuhkan kuota yang cukup besar dan perangkat yang memadai.

Aplikasi zoom contohnya, dikutip dari laman web zoom, perangkat android yang didukung adalah dengan sistem operasi Android 5.0x atau lebih baru, untuk iOS minimal menggunakan sistem operasi iOS 8.0 atau lebih baru. Kita memahami bahwa perangkat yang digunakan memiliki perananan yang sangat penting bagi keberlangsungan perkuliahan agar kualitas video atau media yang ditampilkan lebih jelas dan kualitas audio terdengar dengan jernih.

 

2.      Kuliah daring bukan hanya tentang presensi dan instruksi

Perkuliahan daring tentunya tidak akan  berjalan dengan baik apabila tidak ada sinergi antara dosen dan mahasiswa. Di satu sisi, ada beberapa mahasiswa yang hanya mengikuti perkuliahan untuk sekedar mengisi absensi saja. Dan disisi lain ada beberapa dosen yang hanya memberikan instruksi untuk mengerjakan tugas sehingga melupakan mengenai pendalaman materi yang tentunya memerlukan bantuan dan bimbingan dari dosen. Apalagi jika banyak partisipan yang mangkir, kuliah daring yang diharapkan “mempermudah” proses perkuliahan bisa saja menghambat proses perkuliahan itu sendiri jika hal ini terus-menerus terjadi.

 

3.      Kuliah daring rentan plagiarisme dan perilaku tidak jujur

Perkembangan internet banyak sekali membawa dampak positif dan negative bagi penggunanya, salah satunya dalam hal penjiplakan karya cipta. Perkuliahan daring sangat rentan dengan plagiarism dan perilaku tidak jujur, contohnya pada saat perkuliahan menggunakan media aplikasi WhatsApp, banyak sekali mahasiswa yang mengikuti perkuliahan sambil bermain game ataupun kembali tidur dan bangun saat mendengar suara notifikasi dari grup WhatsApp dan bertindak seolah-olah mereka memperhatikan perkuliahan hingga akhir.

Selain itu, dengan menumpuknya tugas-tugas dengan batas waktu yang sangat singkat, tidak sedikit mahasiswa yang menggunakan jalan pintas dalam mengerjakan tugas dengan cara melakukan copy-paste dari berbagai sumber di internet agar dapat mengumpulkan tugas tepat waktu.

Dihadapkan dengan tiga poin di atas, apakah kita sudah benar-benar siap untuk terus melakukan kuliah secara daring? Ini kembali lagi kepada diri kita sendiri untuk mampu menggunakan media pembelajaran dan menjalani kuliah daring dengan bijak.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

Dalam berkomentar, mohon untuk menggunakan kata-kata yang tidak berbau sara, ataupun melecehkan pihak lain. Utamakan kritik dan saran yang membangun.